Paket Provider Tri.co.id Bima+ Termahal Sedunia



Internet telah membawa banyak kemajuan dalam kehidupan. Penguasaan teknologi, termasuk penyebaran jaringan internet, kini banyak dijadikan sebagai salah satu kemajuan suatu negara.


Paket Provider Tri.co.id Bima+ Termahal Sedunia Awal Tahun 2025

Hal ini karena perkembangan teknologi berdampak positif pada berbagai bidang, mulai dari transportasi hingga memengaruhi cara manusia berkomunikasi.

Namun, Badan khusus Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk teknologi informasi dan komunikasi atau ITU mengungkapkan, masih ada sekitar 2,9 miliar orang yang belum pernah tersentuh internet pada tahun 2021. Jumlah tersebut setara dengan 37 persen populasi dunia, dan diperkirakan 96 persen di antaranya tinggal di negara berkembang.

Alasan mereka tidak memiliki akses digital adalah karena mereka menghadapi beberapa tantangan serius, termasuk kemiskinan, buta huruf, akses terbatas terhadap listrik, dan kurangnya keterampilan dalam teknologi informasi atau kurangnya literasi digital.

Sebuah riset penelitian tentang harga rata-rata data seluler untuk satu gigabyte (Gb) dari sekitar 5.600 paket internet di 237 negara. Penelitian tersebut dilakukan dari bulan Juni hingga September 2023.

Tri.co.id Daftar Negara dengan Paket Internet Termahal

1. Zimbabwe 

Harga rata-rata paket internet di Zimbabwe mencapai US$43,75 atau sekitar Rp656.250 (kurs Rp15.000) per gigabit. Tingginya biaya yang harus dikeluarkan penduduk setempat ini dikarenakan Zimbabwe memiliki wilayah daratan yang luas dengan jumlah penduduk yang relatif sedikit. Artinya, diperlukan jaringan fiber yang sangat kuat untuk menjangkau seluruh wilayah, sehingga banyak sumber daya yang menjadi mahal.

2. Kepulauan Falkland

Kepulauan Falkland, yang juga dikenal sebagai Kepulauan Malvinas, tidak terhubung dengan kabel bawah laut. Akibatnya, negara di Samudra Atlantik Selatan ini bergantung pada koneksi satelit yang bandwidth-nya mahal dan terbatas. Untuk setiap gigabit internet, penduduk Kepulauan Falkland harus membayar hingga US$40,58 atau Rp608.700.

3. Saint Helena

Dengan harga US$40,13 atau Rp601.950, penduduk Saint Helena hanya mendapatkan akses internet sebesar satu gigabyte. Wilayah yang dikuasai Inggris ini mengandalkan satelit geostasioner Intelsat 23 untuk menghubungkan sekitar 4.500 penduduknya dengan dunia luar. Penggunaan kapasitas satelit dan basis pelanggan yang rendah menjadi penyebab tingginya harga paket internet di Saint Helena.

4. Sudan Selatan

Jumlah uang rata-rata yang harus disiapkan warga Sudan Selatan untuk membeli paket internet satu gigabyte adalah US$23,7 atau Rp355.550. Perekonomian negara yang rapuh akibat dilanda perang saudara membuat bisnis dalam negeri sulit untuk berinvestasi. Persaingan antara penyedia layanan internet (ISP) memungkinkan kecepatan data internet yang tinggi di Sudan Selatan.

5. Tokelau

Sebagai salah satu negara dengan paket internet termahal, penduduk Tokelau harus membayar US$17,24 atau Rp258.600 untuk mendapatkan satu gigabyte. Negara terpencil yang terdiri dari tiga atol terpencil yang tersebar di Samudra Pasifik ini juga merupakan tempat terakhir di bumi yang dapat terhubung dengan telepon pada tahun 1997.

6. Yaman

Monopoli internet oleh perusahaan seluler telah membuat harga rata-rata data internet di Yaman mencapai US$15,68 atau Rp235.200 per gigabyte. Tingginya tarif paket internet dipengaruhi oleh keterbatasan infrastruktur, seperti kabel serat optik yang menghubungkan Yaman secara internal dan kabel bawah laut secara global.

7. Turkmenistan

Sebuah perusahaan telekomunikasi di Turkmenistan menawarkan tarif data internet sebesar US$11,42 atau Rp171.300 per gigabyte. Tak hanya itu, cable.co.uk juga menempatkan Turkmenistan sebagai negara dengan kecepatan internet paling lambat di antara 220 negara. Kecepatan jaringannya hanya 0,77 Mbps, sedangkan rata-rata globalnya 34,79 Mbps.

8. Republik Afrika Tengah

Untuk membeli paket internet satu gigabyte, penduduk Republik Afrika Tengah harus merogoh kocek hingga US$10,9 atau Rp163.500. Faktor pemicu tingginya harga data internet di Republik Afrika Tengah antara lain infrastruktur yang kurang memadai, persaingan yang terbatas, tantangan geografis, dan industri telekomunikasi yang dibebani pajak tinggi.

9. Svalbard dan Jan Mayen

Warga Svalbard dan Jan Mayen harus menyiapkan US$9 atau Rp135.000 untuk mendapatkan akses internet satu gigabyte. Dilansir High North News, kabel serat optik bawah laut negara itu rusak pada Januari 2022. Pemerintah Svalbard dan Jan Mayen juga berencana menambah kabel serat optik baru dari daratan Norwegia.

10. Kepulauan Cayman

Sebagai salah satu negara yang masuk dalam daftar negara dengan paket internet termahal, penduduk Kepulauan Cayman harus menukarkan uangnya sebesar US$8,39 atau Rp125.850 per gigabyte. Masalah tingginya tarif layanan internet di Kepulauan Cayman sebagian besar disebabkan oleh kondisi geografis.

Saya baru saja melihat kisaran kuota paket tri.co.id di laman apk tri bima+ awal tahun 2025 dengan harga paket yang gila-gilaan. Sontak saja bisa membuat provider tri.co.id menjadi miskin dan kaya, tentu banyak yang akan mengeluhkan harga paket internet tri yang berbeda-beda untuk setiap pelanggannya.

Sebelumnya penulis usdinata pernah menuliskan keluhan yang sama, namun providernya bukan tri, melainkan telkomsel. Di lain waktu, ada yang menggunakan nomor Indosat, kebetulan harga paketnya berbeda dengan paket mereka, padahal mereka sama-sama pengguna Indosat.

Sepertinya hampir semua provider punya masalah yang sama, yaitu harga paket internet yang berbeda-beda untuk setiap pelanggannya. Dan sebagai pelanggan, kita juga punya pertanyaan yang sama, kenapa bisa begitu?

Apakah provider memang sengaja berat sebelah?

Provider sedang gila?

Atau mungkin seperti paket Tri, harga paket internet dilihat dari isi dompet. Kalau dompet tebal, harganya mahal, tapi kalau dompet kosong, tetap saja bayar mahal seperti rentenir. Sinyal jelek saja sudah cukup membuat derita, kenapa harus terbebani dengan membayar paket internet yang mahal.

Sayangnya, dalam sistem ekonomi kapitalis, isi dompet sama sekali diabaikan. Tolok ukur harga mahal atau murah sepenuhnya ditentukan oleh angka, kebiasaan pelanggan, dan seberapa kaya Anda. Sederhananya, penyedia memiliki basis data konsumen, semakin loyal kita pada satu penyedia, semakin mahal pula harga yang harus kita bayar. Memang terkesan tidak adil dan tidak pantas, tetapi begitulah dunia bekerja. Tidak semua hal harus memiliki isi dompet yang sama untuk bisa disebut adil.