BUDIDAYA IKAN MUJAHIR




BUDIDAYA IKAN MUJAHIR


Dasar kolam ikan mujahir dibuat becek karena ikan mujahir sering membuat sarang untuk bertelur. Ikan mujahir sering terlihat berkonvoi di permukaan kolam, untuk itu diberikan makanan tambahan yaitu makanan yang bisa mengapung. Telur ikan sering disimpan di mulut induknya.

Pada saat inilah ikan tidak muncul kembali ke permukaan kolam. Berarti telur sudah menetas. Karena ikan mujahir suka makan telur dan benur ikan lainnya, maka pemeliharaannya tidak boleh dicampur dengan ikan lain (dibesarkan terpisah). Dalam kolam berukuran 1 hektar ditempatkan 20 ekor induk berukuran 10-20 cm.

Pada umur 3,5 bulan ikan mujair akan bertelur dan setelah 1 bulan ikan mujahir akan bertelur lagi. Selain pemupukan, untuk meningkatkan kesuburan tambak ikan ini diperlukan pakan tambahan berupa (daun cincang, sisa dapur, bungkil kacang tanah, bungkil kelapa, bekatul, dll).


DASAR PEMBIAKAN IKAN MUJAHIR

1. Perairan :

Air kolam dalam kondisi basa atau netral memberikan hasil yang lebih baik daripada air asam. pH4 membunuh ikan. pH 6,5 9 adalah kondisi yang paling cocok untuk perikanan. Air yang baik adalah air yang mengandung cukup oksigen (OJ. Untuk mengukur pH menggunakan pH meter atau kertas pH.

2. Tanah :

Dalam budidaya ikan digunakan tanah yang tidak produktif (tanah) yang tidak baik untuk pertanian). Untuk budidaya yang mengandalkan pakan alami, lumpur di dasar tambak sangat diperlukan karena dapat meningkatkan kesuburan tambak.

3. Pengeringan kolam :

Kolam perlu dikeringkan setiap satu atau dua tahun. Saat penjemuran, dasar kolam akan bersentuhan dengan sinar matahari dan udara, sehingga dapat mengembalikan kesuburan tanah serta dapat membunuh serangga dan parasit yang merugikan ikan.

4. Pemupukan :

Produksi ikan di tambak sangat ditentukan oleh tingkat kesuburan tanah. Oleh karena itu kolam perlu dipupuk. Baik pupuk kandang, kompos maupun pupuk buatan. Penggunaan pupuk kandang perlu dilakukan pelapukan sebelum dimasukkan ke dalam kolam. Dosis pupuk kandang sekitar 0,5 kg sampai 0,75 kg per m2.